Tahun 2010 yang lalu, pengalaman pertama saya naik pesawat. Bingung cari tiket pesawat, bingung nanti di bandara itu ngapain. Karena undangan ke Jakarta yang begitu mendadak, akhirnya tanpa persiapan ke jakarta naik pesawat dan memberanikan diri. Langkah awal saya tanya bapak, tentang cara beli tiket tapi tidak sesuai harapan. Kondisi bapak lagi bekerja, Karena sangat bingung 2 hari lagi harus di jakarta. Sore hari langsung meluncur ke Bandara International juanda, namun nasib berkata lain ternyata tiket sudah habis perjalan pada hari tersebut. Pulang ke pondok ( saat itu saya masih berstatus siswa pondok pesantren mahasiswa surabaya ), tanya tanya dengan teman yang sering naik pesawat. Saya di beri arahan cara membeli tiket dan di kenalkan pada Agen tiket. Alhamdulillah tiket murah saya dapatkan dan besok siang siap terbang ke jakarta dengan naik pesawat pertama kalinya.
Malam hari, saya di telpon bapak tentang tata cara di bandara. Dan dapat pesan ” Yen Wani ojo wedi wedi, Yen Wedi Ojo Wani wani” artinya jika kamu berani takut jangan merasa takut, tapi jika takut jangan memberanikan diri. Dengan doa orang tua, dan berusaha untuk berani. Saya melangkahkan kaki untuk menuju bandara. Awalnya sih, canggung, takut bahkan saat di tanya tiket saat masuk kawasan bandara tangan saya bergetar. Alhamdulillah di suruh masuk, di dalam ternyata oh ternyata banyak sekali loket dan timbul permasalahan kedua. Saya harus memilih yang mana ya. Ada petugas yang mendekatiku dan bertanya tentang tiket serta mengarahkan untuk antri di loket. Petugas di bandara ramah dan di arahkan dari loket ke loket dan sampai juga di ruang tunggu.

Tanda pengumuman bahwa penumpang harap naik pesawat, saya langsung bergegas untuk mengikuti antrian yang ada. Setelah selesai semuanya dan mendapat tempat duduk saat perjalanan akan di berangkatkan. Ada pramugari yang berdiri dan memperagakan keselamatan penerbangan. Namanya anak desa yang baru pertama kali naik pesawat, peragaan pramugari tersebut saya perhatikan sampai selesai walaupun disamping saya acuh tak acuh dengan pramugrari tersebut. Saat pesawat berangkat tidak ada rasa kuatir , tapi saat pesawat di atas dan berbenturan dengan awan. Hati saya dag dig dug kuatir pesawat terasa mau jatuh. Apalagi saat pesawat turun saya malah merasa ketakutan. Takut kalau tidak berjalan dengan sempurna. Pengalaman tersebut sungguh tak terlupakan. Dulu saya ingin sekali rasanya naik pesawat. Tapi Allah memberi takdir yang lain. Tahun 2011 sampai sekarang sering naik pesawat yang membuat saya menjadi terbiasa. Baik penerbangan domestik dan internasional alhamdulillah telah merasakan. Termasuk perjalan ke Bali menggunakan maskapai citilink yang begitu berkesan dan pelayanan yang memuaskan. Semoga suatu saat bisa di takdirkan pergi ke Mekkah Medinah naik pesawat untuk menjalankan Umrah dan Haji.
Bagi teman teman yang pertama kali atau bahkan belum pernah sama sekali naik pesawat, jangan berkecil hati insya Allah suatu saat jika ada rejeki silahkan dicoba. Jika naik pesawat kita bisa memandang dunia itu terasa sangat kecil sekali dan membuat kita semakin bersyukur. Dan tetap percaya diri walaupun pemula naik pesawat, jika ada kendala silahkan tanyakan pada petugas, insya Allah pasti di bantu.
pengalaman yang berharga mas, saya juga sampe segede ini belum pernah merasakan mas..
mudah-mudahan suatu saat bisa merasakan perjalanan udara.. amiin
NB : iki bisa nggarakne mabuk udara ndak mas ali ? :demam:
Sama mas, pengalaman pertama naik pesawat rasanya dag dig dug sekaligus senang. Berbeda dengan mas Ali, waktu itu saya bareng keluarga jadi tinggal ngikutin aja, hehehe.